Mengapa kita sering lupa, mengingat kembali waktu yang sudah kita curahkan untuk hal yang sia-sia. Terkadang saya sangat menyesal ketika saya bangun tidur agak lama karena capek luar biasa. Sangat menyesal bahkan. Apalagi sampai melewatkan momentum2 terindah pertemuan itu.
Pertemuan dengan satu-satunya Dzat yang berhak dicintai,
Robb,
Allah SWT,
(perjalanan bandung-jogja)
Rabu, 09 September 2009
Selasa, 01 September 2009
minder?
EMANG BENER,
minder, Penyakit yang menyiksa?*
Selasa, 4 agustus 2009,16.20
Aku pernah, sering malah...hehe
Orang minder biasanya self esteem-nya rendah (apa itu, maksudnya PD rendah kali ya), dia lebih suka membandingkan dirinya dengan orang lain dan membesar-besarkan kekurangan atau kecacatannya dibandingkan menggali potensi yang dimilikinya. Rasa minder ini bisa merusak dan berpengaruh negatif, olokan manusia lain merupakan bumbu pelengkap yang bisa buwat strezz, sedangkan yang bilangin , malah dah lupa.wahjan...
Jadi manusia yang bermanfaat kan tidak harus kece n keren to, coba kita lihat deh orang-orang terkenal juga bukan orang yang sempurna loh. Kalau Albert Einstein sibuk cari salon untuk nata rambutnya yg -super bundet- di kepalanya yang setengah botak, wajahnya yg tidak kece-kece amat, atau meratapi penghinaan teman-temannya yang menganggap dia “bodoh” cuma karena dia dislexia alias berpikir dengan cara yang “berbeda”, mungkin teori atom tidak pernah di temuin. Maradona yang pendek, gendut n bulet bisa jadi pemain bola handal pun karena rajin melatih dirinya untuk bisa, padahal ga mungkin lo kalau secara fisik.
Mulai sekarang galil potensi, jangan membandingkan diri dengan orang lain, belajar menerima kekurangan dan tumbuhkanlah rasa percaya diri, jangan ada lagi yang merasa minder… jangan meratap lagi,(jangan-jangan ntar ndadak nangis-nangis juga lagi....hehe)
Minder, kan manusiawi. Semua orang punya sikap dan perasaan ini tapi tingkatnya berbeda-beda. Namun jadi ga manusiawi lagi ketika kita tidak berusaha untuk menghilangkan sikap dan perasaan minder ini step by step, halah,
So, hilangin minder ya, aku juga usaha ki…hehe…semangat kawan!
*oleh: niasjam, dari berbagai sumber: mba evi, senyum itu sehat
minder, Penyakit yang menyiksa?*
Selasa, 4 agustus 2009,16.20
Aku pernah, sering malah...hehe
Orang minder biasanya self esteem-nya rendah (apa itu, maksudnya PD rendah kali ya), dia lebih suka membandingkan dirinya dengan orang lain dan membesar-besarkan kekurangan atau kecacatannya dibandingkan menggali potensi yang dimilikinya. Rasa minder ini bisa merusak dan berpengaruh negatif, olokan manusia lain merupakan bumbu pelengkap yang bisa buwat strezz, sedangkan yang bilangin , malah dah lupa.wahjan...
Jadi manusia yang bermanfaat kan tidak harus kece n keren to, coba kita lihat deh orang-orang terkenal juga bukan orang yang sempurna loh. Kalau Albert Einstein sibuk cari salon untuk nata rambutnya yg -super bundet- di kepalanya yang setengah botak, wajahnya yg tidak kece-kece amat, atau meratapi penghinaan teman-temannya yang menganggap dia “bodoh” cuma karena dia dislexia alias berpikir dengan cara yang “berbeda”, mungkin teori atom tidak pernah di temuin. Maradona yang pendek, gendut n bulet bisa jadi pemain bola handal pun karena rajin melatih dirinya untuk bisa, padahal ga mungkin lo kalau secara fisik.
Mulai sekarang galil potensi, jangan membandingkan diri dengan orang lain, belajar menerima kekurangan dan tumbuhkanlah rasa percaya diri, jangan ada lagi yang merasa minder… jangan meratap lagi,(jangan-jangan ntar ndadak nangis-nangis juga lagi....hehe)
Minder, kan manusiawi. Semua orang punya sikap dan perasaan ini tapi tingkatnya berbeda-beda. Namun jadi ga manusiawi lagi ketika kita tidak berusaha untuk menghilangkan sikap dan perasaan minder ini step by step, halah,
So, hilangin minder ya, aku juga usaha ki…hehe…semangat kawan!
*oleh: niasjam, dari berbagai sumber: mba evi, senyum itu sehat
Langganan:
Postingan (Atom)
